Jumat, 24 April 2020

MULAI SEKARANG, STOP PEDULIIN WABAH CORONA! BACA AMPE ABIS!


Mulai sekarang lo gausah peduli lagi sama yang namanya Corona! Pokoknya gausah peduliin! Gue serius! Baca ampe abis!

Akhirnya... setelah puluhan purnama ga ngeblog, gue bisa mulai mengisi blog ini lagi. Mungkin agak ga nyambung sama konten lainnya yang ngebahas tentang teknologi.. tapi yasudahlah.. gue mau menyampaikan keresahan gue sekaligus memberikan edukasi kepada kita semua

Marilah kita buka tulisan ini dengan sepenggal QnA

Q : Lo serius? Wah ngaco lu! Sekarang orang-orang pada panik lo malah nyuruh kita ga peduli? Lo jangan memperkeruh keadaan yang udah semrawut ini dong!
A : Yes.. gue bener-bener serius ngomongin hal ini.
Q : Jadi kalo gitu kita ga perlu phisical distancing dong, ga perlu pake masker, boleh berkeliaran di mana-mana sesuka kita di kondisi PSBB sekarang? Tapi kok malah ditertibin sama polisi? Ah ngaco lu han!
A : Aaah… bukan begitu maksud gue Bambang… sini gue jelasin.

“The desire for a more positive experience is itself a negative experience; and, paradoxically, the acceptance of one's negative experience is itself a positive experience” 
Mark Manson di the subtle art of not giving a f *ck

Ya, memang terdengar membingungkan bagi sebagian dari kita. Mungkin selama ini yang kita yakini adalah kita harus selalu berpikir positif dengan cara terus terusan menyugesti diri kita sendiri bahwa dunia akan baik-baik saja, sembari mencari-cari berita yang positif mengenai kondisi yang terjadi sekarang. Seakan kita bersikap denial bahwa pandemi  ini telah terjadi dan kondisi dunia memang benar-benar sedang tidak baik-baik saja. Menurut gue, sikap seperti itu merupakan suatu bentuk pembohongan kepada diri sendiri.

Tanpa kita sadari, sikap seperti itulah yang sesungguhnya menyebabkan stress. Ingat, keinginan untuk mendapatkan pengalaman positif merupakan suatu kenegatifan. Ini terjadi karena kita terlalu menyibukkan diri dengan memedulikan pandemi ini sehingga pikiran kita terlalu penuh dengan sugesti sugesti positif tanpa henti yang sesungguhnya merupakan pertanda bahwa kita sedang mengalami kecemasan. Semakin lo peduliin Corona, semakin stress dan cemas jadinya.

Dampak dari stress dan kecemasan berlebihan itulah yang sesungguhnya paling berbahaya! Bahkan dapat jauh lebih berbahaya daripada penyakit Covid-19 itu sendiri. Lo ga bakal bisa fokus untuk berpikir, pikiran lo ga bakal bisa jernih dalam mengambil keputusan, lo ga bakalan bisa produktif (inget skripsian belum kelar!), bahkan dapat menyebabkan penyakit, Psikosomatis.

Psikosomatis tuh simple nya gini. Lo bisa aja ngerasain gejala corona! Demam, batuk-batuk, gaenak badan, dan sebagainya. Padahal lo selama ini udah #dirumahaja serta melakukan phisical distancing dan menjaga kebersihan. Ko bisa kejadian? Bukannya aneh? Aneh kan! Yang sesungguhnya terjadi adalah lo bukan kena virus corona, tapi gara-gara pikiran lo mikirin corona terus lo malah jadinya mikir “apa jangan-jangan gue kena virus corona yah? Kok berasa demam yah, kok gaenak badan yah? Wah! Bener kan di berita gejala Corona kan kayak gini. Fix dah gue kena Corona! Gawat!” dan… akhirnya lo tumbang beneran gara-gara penyakit imajinatif itu..

Padahal, yang sebenarnya harus kita lakukan adalah… GA USAH PEDULIIN! Maksud gue bukan berarti kita tidak memedulikan anjuran WHO dan pemerintah. Bukan berarti lo boleh keliaran kemana-mana apalagi tidak menggunakan masker. bukan gitu!

Ga usah peduli yang gue maksud adalah kita itu perlu untuk menyeleksi hal-hal yang perlu kita peduliin. Kita hanya akan memedulikan hal-hal penting di kehidupan iini. Kita ga perlu peduliin kondisi yang kacau balau ini. Masih banyak hal yang lebih penting yang harus lo peduliin. Skripsian lo, hubungan dengan keluarga, sahabat, dan kekasih, program diet lo yang belum berhasil sampai dengan sekarang, project yang ga kelar-kelar. Itu yang harusnya lo peduliin! Itu yang harusnya ada di tempat pertama di pikiran lo, bukan wabah Corona! Masih banyak hal yang bisa lo lakukan untuk terus survive dan produktif!

Kuncinya, kita hanya perlu menerima dengan tulus bahwa dunia memang sedang berantakan, dan itu benar-benar terjadi. Kita ga perlu selalu memikirkan pandemi ini dengan terus-terusan mensugesti diri bahwa dunia sedang baik-baik saja.  

Ingat, penerimaan atas pengalaman negatif merupakan suatu kepositifan. Dengan lo menerima keadaan yang terjadi sekarang dengan tulus, lo bakal bisa berdamai dengan diri sendiri bahwa kondisi dunia memang sedang tidak baik-baik saja, Cukup. Tidak perlu terus-terusan memikirkan wabah ini dengan memasukkan sugesti-sugesti positif yang akan membuat lo pusing, cemas, stress, bahkan jadi sakit beneran!

Ya... inti dari tulisan gue ini adalah... kita manusia biasa yang memiliki keterbatasan, termasuk keterbatasan dalam memedulikan sesuatu. Otak kita ga punya kapasitas untuk memedulikan semua hal yang ada di dunia ini. Otak kita punya batasan. Nah... yang harus lo laukan adalah menyeleksi hal-hal apa saja yang harus lo peduliin, tentunya, yang bener-bener penting untuk produktivitas dan kemajuan hidup lo. Lo ga perlu berlarut-larut memikirkan wabah ini. Lo ga perlu terus-terusan mensugesti diri bahwa dunia sedang baik-baik saja. Hal itu malah yang bikin lo tambah panik dan stress. yang harus lo lakukan adalah.. terima kenyataan ini, lalu cukup, tidak usah pedulikan lagi. Fokuskan kepedulian lo ke hal-hal yang bisa membuat lo maju, masih banyak hal yang bisa dilakukan.

Semoga tulisan ini bermanfaat ya.. tulisan ini hanyalah opini gue. Kalo ada yang mau diskusi silakan isi kolom komentar ya... terimakasih :)


3 komentar:

  1. Mantap ka. Sangat bermanfaat. Izin share ya. Terimakasih��

    BalasHapus
  2. Keren kak mengajak saya berpikir tentang wabah ini dari perspektif lain. Ditunggu tulisan-tulisan lainnya ya kak!

    BalasHapus
  3. Mantap kak👍👍, ditunggu tulisan selanjutnya...

    BalasHapus