Hello Sahabat Blogger! Kali ini
saya akan membahas tentang apakah yang dimaksud dengan Total Quality Management
dan Six Sigma.
Pada zaman yang modern ini,
sangat banyak perusahaan-perusahaan yang ada di dunia. Perusahaan-perusahaan tersebut
saling bersaing satu sama lain untuk meningkatkan kualitas produk dan jasa yang
dihasilkan demi kemajuan perusahaan tersebut dan kepuasan konsumen. Dalam
rangka meningkatkan kualitas suatu perusahaan, manajemen yang baik merupakan
kunci utama yang sangat menentukan kemajuan perusahaan.
1. Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM)
adalah suatu pendekatan manajemen suatu organisasi yang menitikberatkan pada
kualitas dalam setiap proses yang dilakukan oleh organisasi, melalui partisipasi
seluruh anggota, untuk kesuksesan jangka panjang, memberikan kepuasan kepada
konsumen, dan memberikan keuntungan pada organisasi tersebut. Filosofi dasar
dari TQM adalah kepuasan konsumen merupakan kesuksesan organisasi.
Kendaraan yang digunakan dalam
TQM :
1.Manajemen Harian
2.Manajemen Kebijakan
3.Manajemen Cross-functional
4.Gugus Kendali Mutu
5.Manajemen Keselamatan Kerja
2. Six Sigma
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru
yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management ( TQM ), sangat
terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi
perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat
produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya. Six sigma
juga disebut sistem komprehensive - maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu,
dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis. Six Sigma
disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut
disiplin ilmu karena mengikuti model formal,yaitu DMAIC ( Define, Measure,
Analyze, Improve, Control )dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang
lainnya, seperti Diagram Pareto (Pareto Chart)
dan Histogram. Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja bisnis, tergantung
dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Kemampuan ini
adalah hal fundamental dalam filosofi six sigma.
Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk
menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui fase DMAIC (Define, Measure,
Analyze, Improve, Control). DMAIC merupakan jantung analisis six sigma yang
menjamin voice of costumer berjalan dalam keseluruhan proses sehingga
produk yang dihasilkan memuaskan pelanggan.
- Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan pelanggan, mengetahui CTQ (Critical to Quality).
- Measure adalah fase mengukur tingkat kecacatan pelanggan (Y).
- Analyze adalah fase menganalisis faktor-faktor penyebab masalah/cacat (X).
- Improve adalah fase meningkatkan proses (X) dan menghilangkan faktor-faktor penyebab cacat.
- Control adalah fase mengontrol kinerja proses (X) dan menjamin cacat tidak muncul.
Perbedaan TQM dan Six Sigma
Thomas Pyzdek, seorang konsultan implementasi Six Sigma
dan penyusun buku "The Six Sigma Handbook", pada bulan Februari 2001,
menjelaskan adanya perbedaan penting antara Six Sigma dan TQM yaitu, TQM hanya
memberikan petunjuk secara umum (sesuai dengan istilah manajemen yang digunakan
dalam TQM). Petunjuk untuk TQM begitu umumnya sehingga hanya seorang pemimpin
bisnis yang berbakat yang mampu menterjemahkan TQM dalam operasional
sehari-hari. Secara singkat, TQM hanya memberikan petunjuk filosofis tentang
menjaga dan meningkatkan kualitas, tetapi sukar untuk membuktikan keberhasilan
pencapaian peningkatan kualitas.
Kemudian konsep Total Quality Control, pada tahun 1950,
menunjukkan bahwa kualitas produk bisa ditingkatkan dengan cara memperpanjang
jangkauan standar kualitas ke arah hulu, yaitu di area engineering dan purchasing.
Akan tetapi ada beberapa kelemahan yang muncul pada pelaksanaan Total Quality
Control yaitu :
- Terlalu fokus pada kualitas dan tidak memperhatikan isu bisnis kritis lainnya.
- Implementasi Total Quality Control menciptakan pemahaman bahwa masalah kualitas adalah masalahnya departemen Quality Control, padahal masalah kualitas biasanya berasal dari ketidakmampuan departemen lain dalam perusahaan yg sama.
- Penekanan umumnya pada standar minimum kualitas produk, bukan pada bagaimana meningkatkan kinerja produk.
Six Sigma dalam pelaksanaannya menunjukkan hal-hal
menjadi solusi permasalahan di atas:
- Menggunakan isu biaya, cycle time dan isu bisnis lainnya sebagai bagian yg harus diperbaiki.
- Six sigma tidak menggunakan ISO 9000 dan Malcolm Baldrige Criteria tetapi fokus pada penggunaan alat untuk mencapai hasil yg terukur.
- Six sigma memadukan semua tujuan organisasi dalam satu kesatuan. Kualitas hanyalah salah satu tujuan, dan tidak berdiri sendiri atau lepas dari tujuan bisnis lainnya.
- Six sigma menciptakan agen perubahan (change agent) yg bukan bekerja di Quality Department. Ban hijau (Green Belt) adalah para operator yg bekerja pada proyek Six Sigma sambil mengerjakan tugasnya.
Demikianlah penjelasan mengenai Total Quality Management dan Six Sigma. Semoga bermanfaat! :)
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Six_Sigma
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_kualitas_total
Tidak ada komentar:
Posting Komentar